Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep Pembaca
Askrindo Surabaya mitigasi "over financing" dari Rp200 T di Himbara
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-06 03:59:05【Resep Pembaca】514 orang sudah membaca
PerkenalanPemimpin Cabang Askrindo Surabaya Azhari Nur Kusumo memberikan pemaparan dalam ngaklimat media di Su

Kredit UMKM merupakan kredit yang memiliki faktor risiko unik, beda dengan kredit korporasi. Ketika terjadi 'over financing', ada 'side streaming'
Surabaya (ANTARA) - PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) Kantor Cabang Surabaya menyiapkan mitigasi risiko over financingdari kebijakan penempatan dana pemerintah senilai Rp200 triliun ke bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Pemimpin Cabang Askrindo Surabaya Azhari Nur Kusumo dalam ngaklimat media di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (9/10) malam, mengangakan volume penjaminan berpotensi meningkat pada sisa akhir tahun 2025 seiring dengan ekspansi kredit yang dilakukan bank anggota Himbara.
Di satu sisi, kenaikan tersebut bisa mendongkrak pendapatan imbal jasa penjaminan (IJP) dan laba perusahaan. Di sisi lain, terdapat risiko dari lonjakan pembiayaan pada segmen tertentu, khususnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
“Kredit UMKM merupakan kredit yang memiliki faktor risiko yang unik, berbeda dengan kredit korporasi. Ketika terjadi over financing, akan ada yang namanya side streaming,” ujar Azhari.
Artinya, lanjut dia, debitur bisa menerima pembiayaan lebih dari jumlah yang dibutuhkan. Sebagai contoh, pelaku usaha yang membutuhkan dana senilai Rp300 juta bisa mendapatkan kredit sebesar Rp500 juta.
Sisa Rp200 juta dari kredit kemudian dialihkan untuk kebutuhan non-usaha, yang kemungkinan ngak digunakan untuk belanja produktif.
Tren itu terlihat pada sektor pertanian tebu, kata Azhari. “Lahannya satu hektare, cukup dikasih Rp100 juta. Tapi, dikasih Rp200 juta, padahal lahannya tetap satu hektare.”
Untuk itu, pihaknya menyiapkan tiga langkah mitigasi, di antaranya peningkatan literasi, menguatkan kerja sama dengan bank, serta melakukan survei klaim secara acak (random sampling) guna mendeteksi pola anomali.
Khusus terkait bank, Azhari menyarankan perbankan agar ngak menambahkan plafon kredit bila ngak ada peningkatan kapasitas usaha. Hal ini guna menghindari risiko kredit digunakan untuk belanja konsumtif.
Selain itu, Askrindo juga merekomendasikan perluasan segmen penyaluran kredit, seperti sektor perdagangan dan makanan. Sementara untuk sektor produktif seperti pertanian dan industri rumah tangga yang ngak bisa dilakukan intensifikasi, Azhari menyarankan agar kredit disalurkan dengan lebih hati-hati.
Baca juga: Askrindo Surabaya jamin KUR senilai Rp7,39 triliun per September 2025
Baca juga: Askrindo lanjutkan kerja sama dengan Bank Papua senilai Rp900 miliar
Baca juga: Askrindo dukung kemandirian ekonomi pelaku UMKM binaan di Bali
Suka(23)
Sebelumnya: Harga mahal, Bappenas: 40
Selanjutnya: Petugas gabungan bersihkan puing kebakaran di Jakarta Barat
Artikel Terkait
- Gastronomi Britania modern dengan sedikit sentuhan Indonesia
- Pertamina boyong 45 UMKM binaan unggulan dalam ajang TEI 2025
- BGN sebut MBG telah serap satu juta tenaga kerja
- Ahli gizi dorong masyarakat kembali ke pola makan tradisional Asia
- Polisi Jambi tetapkan dua WBP tersangka penyelundupan narkoba di Lapas
- Pemkot Palu: Penerapan standar MBG solusi hindari keracunan makanan
- Gastrodiplomasi lewat cilok dan seblak
- Ahli ingatkan kadar lemak visceral tinggi bisa sebabkan sakit jantung
- Perjanjian Australia–PNG buka peluang kerja sama dengan Indonesia
- 3 sumber protein nabati dan manfaatnya bagi tubuh manusia
Resep Populer
Rekomendasi

PBB siapkan rencana bantuan besar untuk Gaza usai gencatan senjata

84 ribu siswa di Tangsel terima manfaat program MBG

Pemkab Sigi hibahkan aset ke polres sebagai dapur SPPG guna dukung MBG

Kemendag dan BPKH sinergi dorong ekspor produk Indonesia ke Arab Saudi

Kemensos bidik peluang penyandang disabilitas jadi koki SPPG

Promo SPayLater bayar QRIS, nikmati diskon hemat Serba Seribu

KA Batara Kresna: Wisata Rel yang Semakin Diminati, Tumbuh 47,42% Sepanjang 2025

Bangladesh, WFP berkomitmen tingkatkan pendanaan pengungsi Rohingya